Rabu, 30 Januari 2013

TIPE-TIPE DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN


 TIPE-TIPE DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
Tipe-Tipe Kepemimpinan

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :


1.                  Tipe pemimpin otokratis
2.                  Tipe pemimpin militeristik
3.                  Tipe pemimpin paternalistis
4.                  Tipe pemimpin karismatis
5.                  Tipe pomimpin demokratis

1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :


·                     Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
·                     Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·                     Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
·                     Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.Selalu bergantung pada kekuasaan formal
·                     Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristis

Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

·                     Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
·                     Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang kepada formalitas yang berlebihan
·                     Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
·                     Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:


·                     Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·                     Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
·                     Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
·                     Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.


4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:

·                     Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
·                     Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
·                     Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
·                     Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
·                     Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
·                     Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
·                     Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.


Tipe Kepemimpinan menurut para ahli
Para ahli filsafat dan ahli teori sosial telah berusaha untuk menyimpulkan
pandangannya dengan mengajukan bermacam-macam tipologi kepemimpinan. Didalam In
The Republic, Plato mengajukan tiga tipe kepemimpinan :
1. Ahli filsafat, negarawan ya ng memerintah republik dengan penalaran dan keadilan.
2. Militer, untuk mempertahankan negara dan pelaksana kebijaksanaan.
3. Pedagang, menyediakan kebutuhan material penduduk.
Sedangkan Conway, membagi tiga tipe kepemimpinan masyarakat sebagai berikut :
1. Crowd-compller, membakar semangat para pengikut dengan pandangan-pandangannya.
2. Crowd-exponent,merasakan dan mengekspresikan apa yang menjadi keinginan
masyarakat.
3. Crowd-representative,hanya dengan bermodalkan suaranya saja ia membentuk pendapat
dari rakyatnya.
Pembagian dari Conway tersebut di atas dipengaruhi oleh Le Bon (1897) yang
menggambarkan pemimpin masyarakat sebagai manusia pelaksa (man of action) yang sangat
meyakinkan, yang memiliki keyakinan sangat kuat dan secara sungguh-sungguh menolak
semua penalaran dari luar diri dan memaksa massa untuk mengikutinya.
Actuanting adalah menggerakan untuk bekerja. Actuanting ini dapat berupa
kepemimpinan (leadership), perintah, intruksi, komunikasi, nasihat (counseling)
perundingan-perundingan, pengawasan, mengetahui dan memenuhi keinginan-keinginan dari
pada pekerja perorangan, mengusahakan adanya serta mempertahankan hubungan-hubungan
antara anggota kelompok serta menjalankan manajemen partisipatif. Kepemimpinan
menunjukan proses kegiatan seseoreng dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau
mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.
Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukan proses kegiatan seseorang
dalam memimpin, membimbing, mempengaruh atau mengontrol pikiran, perasaan atau
tingkah laku orang lain. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui suatu karya, seperti buku,
lukisan dan sebagainya, atau melalui kontrak pribadi antara seseorang dengan orang lain
secara tatap muka (face to face). Kepemimpinan melalui karangan atau ciptaan yang
dituangkan dalam bentuk buku atau lukisan dapat dikatakan kepemimpinan yang tidak
langsung, karena sang pemimpin dalam usaha mempengaruhinya tidak seketika pada saat ia
melakukan kegiatan. Pemimpin-pemimpin jenis ini adalah para ilmuan, seniman atau
satrawan yang hasil karyanya atau ide-idenya dapat mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan yang bersifat tatp-muka berlangsung melalui kata-kata secara lisan.
Kepemimpinan jenis ini bersifat langsung, karena sang pemimpin dalam usahanya
mempengaruhi orang lain, bergiat langsung kepada sasarannya. Oleh karena bertatap muka,
ia mengetahui seketika hasil kegiatannya itu. Berkenaan dengan berkembangnya teknologi
seperti radio dan televisi, kegiatan kepemimpinan melalui kata-kata lisan ini dapat lebih
efektif dengan memperoleh sasaran yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada kalau
berhadapan muka.
Keberhasilan seorang pemimpin banyak bergantung dari keberhasilan dalam kegiatan
komunikasi. Seseorang tak mungkin menjadi pemimpin tanpa punya pengikut. Lebih tinggi
kedudukannya sebagai pemimpin, akan lebih banyak pengikutnya. Akan tetapi tak
mungkinlah ia dapat menaiki anak tangga kepemimpinannya tanpa kemampuannya tanpa
kemampuan membina hubungan komunikatif dengan pengikut-pengikutnya dan bakal
pengikut-pengikutnya.
Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nempak dalam suatu pola
yang menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seseorang yang
memimpin dengan seseorang yang dipimpin juga akan nampak dalam pribadi seorang
pemimpin. Berdasarkan teori aliran Behaviorisme, titik perhatian kepemimpinan adalah pada
kegiatan kelompok, interaksi dan kepuasan anggota. Teori ini sebenarnya mengarah pada
bentuk organisasi yang formal, atas dasar inilah maka timbul beberapa tipe kepemimpinan,
sebagai berikut :
a. Otoriter (Dominator)
b. Persuatif (Crowd Crouser)
c. Demokratis (Group Developer)
d. Intelektual (Eminent Man)
e. Eksekutif (Administrator)
f. Representatif (Spokesman)
Tipe kepemimpinan otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan tugas
yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari
lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya ini
akan diproyeksikan tersebut dapat tercapai dengan baik. Disini bawahannya hanyalah suatu
mesin yang dapat digerakan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari
bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan. Jika seorang guru di kelas melaksanakan tipe
kepemimpinan ini maka jelas muridnya akan menjadi pasif dan mati inisiatifnya, dan gurulah
yang selalu paling benar.
Kepemimpinan secara otoriter artinya pemimpin menganggap organisasi sebagai
milik sendiri. Ia bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan
menganggap mereka itu sebagai bawahan dan merupakan sebagai alat. Cara menggerakan
para anggota organisasi dengan unsur-unsur paksaan dan ancaman pidana. Bawahan adanya
hanya menurut dan menjalankan perintah atasan serta tidak boleh membantah, karena
pimpinan secara ini tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
Rapat-rapat atau musyawarah tidak dikehendaki. Berkumpul hanya untuk
menyampaikan instruksi-intruksi atau perintah. Pemimpin semacam ini hanya
menggantungkan kekuasaannya atas pengangkatan formalnya dan semua tindakannya tidak
boleh diganggu gugat dan kekuasaan yang kuat ini mudah menimbulkan sikap menyerah
tanpa syarat. Dalam hal ini para anggota kelompok cenderung untuk mengabaikan perintah
atau tugas
Tipe kepemimpinan yang demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu
pada hubungan. Disini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang
dipimpinnya. Segala kebijakasaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan
merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna
menggunakan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaankebijaksanaan
selanjutnya. Tipe kepemimpinan yang demokratis ini meskipun memiliki
kesamaan akan tetapi harus dibedakan dengan tipe kepemimpinan yang laissez faire. Di
dalam tipe kepemimpinan yang laissez faire, terdapat keterbatasan yang tak ada batasnya
sedangkan pada tipe kepemimpinan yang demokrastis itu tetap terdapat keterikatan antara
yang dipimpin dengan pemimpin guna mencapai tujuan organisasi.
Dewasa ini yang populer tedapat teori yang membagi tipe kepemimpinan berdasarkan
demokratif dan otokratik. Sebenarnya otokratik disebut juga orientasi tugas atau struktur,
sedangkan demokratik disebut juga orientasi manusia. Berdasarkan pembagian dari tipe
kepemimpinan ini sebenarnya mempersoalkan cara-cara dan gaya kepemimpinan karena
sebenarnya tiap pemimpin dalam mencapai tujuannya memiliki kekhasan sendiri, apakah ia
akan lebih memperhatikan kepentingan pengikutnya pemanfaatan interaksi, kegunaan dari
pada instrumen, atau karisma atau kewibawaan. Dalam hal ini dengan sendirinya akan
kembali terhadap pandangan hidup cara penyelesaian masalah sebagai variabel lain perlu
diperhatikan siapa dan apa yang harus dipimpin, misalnya kelompok kecil perusahaan,
militer dan sebagainya. Pimpinan birokrasi akan lebih loyalitas kedudukan dan berdasarkan
alasan rasional, sedangkan pimpinan yang memiliki kharisma akan lebih menggunakan
pengikut yang setia dan sering mempergunakan pengawal-pengawal yang mempercayainya.
Pemimpin dapat diklasifikasikan berdasrkan beberapa prinsip. Sebagi kriteria dalam
prinsip ini menggunakan hubungan atau komunikasi dengan bawahannya, dapat
dikategorikan berdasarkan tipe kepemimpinan sebagai berikut :
1. Pemimpin yang persuatif, dimana pemimpin mengadakan hubungan yang erat dengan
bawahannya.
2. Pemimpin yang dominan, dimana hubungan terbatas jika ada problema-problema.
3. Pemimpin institusional, atau disebut juga heads, dimana kepemimpinannya banyak
didelegasikan pada para eksekutif
4. Pemimpin cerdik pandai, dimana pengaruhnya dirasakan besar sekali dan dapat
mempengaruhi rakyat sekalipun ia sudah meninggal.
Berdasarkan perkembangkan, pemimpin diklasifikasi menjadi :
1. Pemimpin yang berdasarkan kemampuan sendiri, dimana ia memperoleh kedudukannya
berdasarkan prestasi dan penonjolan dirinya.
2. Pemimpin yang lahir dari kelompok dan dipilih oleh kelompok sendiri.
3. Pemimpin karena jabatan atau kepala, dimana ia memiliki suatu posisi dalam peranan
yang cukup besar untuk menggunakan wewenangnya.
Floyed D. Ruch, mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas dan fungsi
seorang pemimpin dalam kelompok, yaitu :
1. Menentukan struktur dari suatu situasi tertentu (structuring the situation), yaitu :
a. Menjelaskan hal-hal yang sulit kepada para anggota.
b. membedakan hal-hal atas dasar urutan kepentingannya (order of Priority)
c. Memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai
d. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam rangka
kerja kelompok
e. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam rangka
kerja kelompok
f. Menyelesaikan konflik antar anggota atas dasr kerangka pemikiran tertentu (frame of
reference)
g. Mengusahakan agar para anggota memiliki kerangka pemikiran tertentu
h. Mengatasi perasaan tak aman dan ragu-ragu yang ada di antara anggota dengan jalan
menunjukan perspektif waktu.
2. Mengadakan pengawasan atas perilaku para anggota dalam kelompok, yang dilakukan
dengan cara :
a. Mengatasi penyimpangan atau penyelewengan para anggota
b. Memberikan hadiah atau hukuman bilamana dipandang perlu
c. Menjaga penyalahgunaan kepentingan kelompok oleh individu-individu tertentu dan
juga sebaliknya
3. Menjadi juru bicara kelompok ke pihak luar, seperti dengan jalan :
a. Menyatakan dan menerangkan kebutuhan kelompok kepada dunia luar, antara lain
mengenai sikap, pengharapan dan kehawatiran dari kelompoknya.
b. Pendek kata, berbicara keluar untuk kpentingkan dari atas nama kelompoknya.
David krech dan R. Cruchfield, mengemukan fungsi yang mungkin dipegang oleh
seorang pemimpin kelompok, yaitu sebagai :
1. Pelaksanaan, artinya melaksanakan apa yang diputuskan atau dimintakan oleh kelompok
2. Perencana, maksudnya hanya membuat rencana saja, yang pelaksaannya diserahkan
kepada para anggota
3. Pembuat kebijakan, yaitu hanya membuat kebijakan (policy) tertentu saja yang
digariskan untuk diikuti kelompok
4. Sebagai ahli, yaitu dia sendiri atau bertindak sebagai aeorang yang mempunyai keahlian
dalam menggarap sesuatu dalam kelompok.
5. Wakil kelompok ke luar, maksudnya hanya mewakili kelompok saja untuk hal-hal yang
perlu diselesaikan dengan pihak luar.
6. Pengawas hubungan dalam kelompok, yaitu mengawasi atau mengamati jalannya
interaksi antar anggota kalau-kalau ada masalah.
7. Pemberi hadiah atau hukuman, artinya hanya bertindak memberikan hadiah atau pujian
bagi seseorang anggota yang dianggap baik, atau hukuman seperti teguran kalau ada
anggota tidak baik/melakukan kesalahan
8. Wasit dan perantara, artinya hanya bertindak mendamaikan jika ada perselisihan antar
anggota, atau hanya perantara penyampaian sesuatu jika ada hal yang sulit disampaikan
lansung oleh anggota.
9. Sebagai contoh atau teladan, maksudnya hanya memberikan contoh bagaimana cara
mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu kepada anggota.
10. Lambang kelompok, artinya sebagai simbol atau lambang saja dan tidak punya arti lain
yang lebih dari itu.
11. Wakil penaggung-jawab, artinya hanya menanggung-jawab sesuatu pekerjaan yang
sebetulnya harus menjadi tanggung-jawab para anggota kelompok.
12. Pemuka ideologi, artinya dialah yang mengemukan atau mengajukan gagasan, sedangkan
pelaksanaan selanjutnya dari gagasan.
13. Sebagai tokoh Bapak, maksudnya diperlakukan sebagai seorang Bapak dari sebuah
kelompok.
14. Sebagai kambing hitam (scape goat), yaitu hanya menjadi kambing hitam atau tumpunan
arus jika terjadi sesuatu hal yang tidak baik.

B. Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai penekanan yang sama yaitu arah dan tujuan bagi
organisasi. Kepemimpinan lebih banyak berfokus menciptakan visi ke depan bagi organisasi
dan mengembangkan strategi jauh ke depan tentang perubahan-perubahan yang dibutuhkan
untuk mewujudkan visi tersebut bagi organisasi. Kepemimpinan lebih banyak memandang
pada horizon yang luas (keeping eye on the horizon) dan menekankan hasil-hasil jangka
panjang (long term result) Kotter,1996.
Visi merupakan sebuah gambaran dari ambisi, bentuk impian yang diinginkan bagi
organisasi. Sebagai contoh Motorola mempunyai visi sederhana “untuk menjadi perusahaan
utama di dunia”. Menurut majalah Fortune ciri-ciri yang muncul dari “100 perusahaan
terkemuka di Amerika” adalah mempunyai seorang pemimpin yang tangguh, visioner dan
memiliki tujuan yang jelas dalam meningkatkan nilai shareholder. Di medtronic pemimpin
perusahaan menekankan visi pada “mengembalikan pasien pada kehidupan yang
menyeluruh”.
Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok, tujuan pribadi
anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
1. Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan
menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
2. Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masingmasing
anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
3. Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan,
penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok dapat
mengembangkan pribadinya.
4. Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan
berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dan sebagainya.
C. Fungsi Kepemimpinan
Jika kita mengetahui riwayat hidup seseorang, pada umumnya kita dapat menduga
dengan ketepatan yang tinggi bagaimana seseorang itu akan bertindak dan berlaku pada
situasi tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa manusia tidak berubah. Yang pasti ialah bahwa
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang terjadi secara gradual. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seseorang yang berpendapat demikian dapat dikatakan bahwa seseorang
yang berpendirian tetap lebih mudah “diramalkan” tindak-tanduknya dibandingkan dengan
seseorang yang tidak berpendirian kuat
Salah satu cara untuk dapat meramalkan sikap dan tindak-tanduk orang lain dalam
keadaan tertentu ialah dengan mengetahui bagaimana pandangan orang itu terhadap dirinya
sendiri. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri biasanya merupakan suatu sinthese dari
pada aspirasi pendidikan, pengalaman dan penilaian orang-orang sekelilingnya kepadanya.
Seseorang mengambil keputusan selaku individu untuk melindungi atau memperbesar
pandangan terhadap dirinya sendiri.
Fungsi kepemimpinan yaitu membantu kelompok:
1. Menentukan kegunaan dan tujuan
2. Memfokuskan diri pada proses kerja secara bersama
3. Lebih waspada/memperhatikan akan sumber-sumber yang dimiliki, dan cara yang terbaik
untuk memanfaatkannya
4. Mengevaluasi kemajuan dan perkembangan
5. Menjadi terbuka untuk ide baru dan ide yang berbeda, tanpa menjadi berhenti karena
konflik
6. Belajar baik dari kegagalan dan frustasi, maupun dari keberhasilan
D. Macam-Macam Kepemimpinan
Macam-macam kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
a. Lippite dan Whyte
1) Kepemimpinan otokrasi
Ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok diputuskan
oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan
dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
2) Kepemimpinan demokratis
Segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama, anggota bebas
bekerja dengan siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota secara obyektif,
pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
3) Kepemimpinan liberal
Pimpinan jarang ikut campur dalam kegiatan anggota; pimpinan menyiapkan
kebutuhan bagi anggota; pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota;
pimpinan tidak memberikan komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan,
kecuali diminta pendapatnya.
b. Max Weber
1) Kepemimpinan kharismatik
Kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari
lingkungannya.
2) Kepemimpinan tradisional
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku
pada masyarakat.
3) Kepemimpinan rasionallegal
Bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan
penunjukan langsung.
c. W.C Whyte
1) Kepemimpinan operasional
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau
aktivitas yang dilaksanakannya.
2) Kepemimpinan popularitas
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran
(banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya.
3) Kepemimpinan talent
Bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
4) Kepemimpinan perwakilan
Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga
ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
d. Lingrend
1) Kepemimpinan parental
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai keluarga.
2) Kepemimpinan expert
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau
keahlian yang dimiliki seseorang.
3) Kepemimpinan artist
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas keterkenalan
individu pada lingkunggannya
4) Kepemimpinan manipulator
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan pendukung untuk
kepentingan pribadi.
e. Keit Davis
1) Kepemimpinan positif
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan
jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga
memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk
melaksanakan.
2) Kepemimpinan negatif
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk
mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.
f. Erich Fromm
1) Kepemimpinan menerima
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia menerima segala sesuatau dari
luar ketika menjalankan tugasnya.
2) Kepemimpinan menyerang/menggunakan
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar
dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
3) Kepemimpinan menimbun
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar,
tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya
sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan
kepentingannya.
4) Kepemimpinan memasarkan
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa bahwa dirinya sebagai orang yang
serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
5) Kepemimpinan produktif
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar akan kemampuan dirinya dan
menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota
menjadi pro






DAFTAR PUSTAKA
pinterdw.blogspot.com/2012/03/tipe-tipe-kepemimpinan.html
ebookbrowse.com/tipe-tipe-kepemimpinan-menurut-para-ahli-gr-terr...
http://mahardikhareza.blogspot.com/2011/05/tipe-tipe-teori-kepemimpinan.htm